My photo
Um escritor, um poeta, um aventureiro,

Monday 12 October 2015

Cerpen: BONEKAKU

Bonekaku jatuh dari tempat tidurku pada pukul 2 dinihari. Saat itu semua orang didesaku pada tidur nyenyak menikmati segarnya udara malam dibulan September. 

Aku terbangung dari tidurku ketika mendengar sebuah suara kecil yang berteriak, "aku jatuh".

Kamarku kecil sekecil sel penjara yang kuhuni selama 5 tahun waktu 20 tahun yang lalu. Didalam kamarku terdapat beberapa buku, sebuah radio dan TV,  lemari kecil dan sebuah kursi. Disitulah tempat saya duduk setiap pagi sambil memandang keluar melalui jendela sambil melihat beberapa anak sekolah yang melewati didepan rumahku.

Bonekaku adalah pemberian dari anakku. Anakku mendapatkan hadiah boneka ini dari ibunya alias mantan istriku. Saya bercerai dengan istri saya 10 tahun yang lalu. Sekarang istriku telah menikah dengan orang lain. Anakkupun telah menikah dan mempunyai beberapa anak.

Saya tinggal sendiri dengan bonekaku. Saya tidur dengannya dan terkadang saya berbicara dengan bonekaku. Saya mencurahkan segala isi hatiku padanya. Hati saya sangat sedih saat melihat bonekaku jatuh dari tempat tidurku. 

Hari berlalu begitu cepat. Tulisanku tidak setajam seperti dulu. Ketika usiaku masih muda, masih aktivis, masih sangat radikal terhadap masalah HAM, saya dikenal sebagai salah satu pioner penulis untuk melakukan revolusi dinegeriku. Waltu itu betapa cantiknya mantan istriku. Ia selalu berada disisiku dan memberi semangat padaku. Tapi kini umurku semakin bertambah. Aku sadar bahwa aku sudah tua.

Beberapa peristiwa ketidakmanusiaan dan  menyerikan terjadi didunia ini. Perang di Sirya telah mengakibatkan ribuan orang meninggal. Di Eropa sedang terjadi krisis migrant. Di benua Afrika terjadi kelaparan dan perang. Negara2 sosialis merubah pola hidup mengikuti dan menjadi kapitalist. Ideologi tidak lagi menjadi ancaman didunia.
China semakin kuat dan mulai menguasai dunia secara ekonomi.

Saya mengangkat bonekaku dari bawa tempat tidurku. Saya membelai bulunya dan menidurkan kembali disisiku. Sayapun ikut tertidur. Saya bersyukur karena bonekaku tetap utuh.

Saat saya terbangun dari tidurkku, saya melihat sebuah sosok besar tertidur nyenyak disampingku. Jam dinding menunjukkan pukul 10 pagi dihari Sabtu bulan September. Saat yang begitu indah. Pancaran sinar matahari mengingatkan tanah krokodilku. Istriku ohhh istriku, aku mimpi buruk semalam.

 Finish. ..

No comments:

Post a Comment